Bulan Kitab Suci akan segera berakhir….,” marilah kita bersama-sama membangun hidup iman katholik di dalam keluarga.”

    
Bulan kitab suci akan segera berakhir, di lingkungan saya sudah masuk dalam pertemuan keempat.
Banyak yang dapat kita petik dari pertemuan ini. Betapa sebagai orang tua kita diingatkan akan janji perkawinan katholik bahwa anak-anak akan kita didik secara iman katholik.
Dalam tugas kunjungan, saya banyak mendapatkan kenyataan bahwa anak-anak saat ini sudah banyak yang tidak lagi menjalani kehidupan sebagai iman katholik. Sayang sekali.

Seorang teman mengatakan bahwa anaknya tidak lagi beriman katolik, karena tuntutan kerja. Sudah lelah melamar kesana kemari dan tidak juga diterima, hingga akhirnya ada satu perusahaan yang mau menerima anaknya bekerja asalkan mau pindah agama…

Ada lagi seorang teman yang mengatakan bahwa anaknya sudah tidak lagi kegereja katholik, karena di pekerjaan sudah sering mengikuti kebaktian gereja lain dan merasa sangat tertarik dengannya.

Apa yang terjadi disini ? Kalau saya bertanya mengapa dibiarkan? jawaban klise selalu terdengar : “ anak saya sudah besar, biarlah dia memilih sendiri jalannya”.
Cukupkah, atau benarkah pernyataan ini ? Lalu dimana janji perkawinan kita dahulu yang mengatakan akan mendidik anak-anak secara iman katholik ?

Tanpa kita sadari fenomena ini sudah banyak terjadi dan kebanyakan kita membiarkan.
Serba salah memang, kita coba tegur mereka tidak suka dan merasa kita ikut campur urusan mereka. Kita diamkan tetapi kita punya tanggung jawab bersama untuk saling mengingatkan.

Hal yang paling baik adalah kita mulai dari dalam keluarga kita sendiri.
Ingatlah janji pernikahan kita , bahwa kita akan mendidik anak-anak kita secara katholik.
Pentingnya anak-anak kita beri pengertian bahwa hidup dalam iman katholik itu bukan suatu paksaan juga bukan suatu beban. Beriman katholik adalah anugerah dari Allah. Allahlah yang memilih kita, Dialah yang berkenan kepada kita untuk mengikuti Dia, kita di bawa kepada keselamatan, kita dijadikan anak-anak terang…sekalipun untuk mengikuti Dia kita harus memanggul salib kita dan memderita…

Saya selalu menanamkan kepada anak-anak, bahwa yang kita cari bukanlah kesenangan dalam dunia, tetapi kebahagiaan di surga. Kalau kita bersusah payah dan menderita di dunia ini itu bukan karena Tuhan mempersulit kita, tetapi Dia ingin kita kuat dan tahan menderita untuk hal kebaikan. Janganlah sekali-kali kita menukarkan harta surgawi dengan yang duniawi…

Dan kita semua adalah anak-anak…, anak-anak Allah yang di kasihi-Nya.
Tak ada Allah seperti Dia…. Percayalah dan yakinlah bahwa kita semua mampu untuk mempertahankan iman kita dengan berserah dan percaya .
Marilah kita menghidupkan  pelita kasih Allah ke dalam rumah kita, kepada anak-anak dan seluruh keluarga kita agar selalu setia dalam beriman kepada Allah dan putera-Nya Yesus dan Roh Allah memampukan kita untuk bertahan…dengan menghidupkan lilin-lilin doa, dengan membaca kitab suci dan menjadikan Yesus segala-galanya dalam hidup ini…,amin.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Yesus menyapaku melalui Fiman-Nya...(Kisah yang ku alami)

Pengalamanku bersama Bunda Maria...(dalam berbagi rasa)