Kenangan ayah tercinta.. , in memoriam 13 september 2009 – 13 september 2010

Waktu cepat berlalu, tak terasa setahun sudah ayahanda tercinta telah menutup mata.
Banyak kenangan yang tak terlupakan dari beliau yang masih terasa di dalam kehidupan ku dan juga semua saudaraku. Tetapi ada satu yang sangat istimewa yang tak terlupakan dari beliau.
Kenangan itu adalah kenangan akan pengajaran  tentang kasih Tuhan kita Yesus Kristus.

Bulan kitab suci tahun ini mengingatkanku akan beliau.
Coba simaklah tema tahun ini, “Biarlah anak-anak datang pada-Ku “  …sungguh mengingatkanku akan ayahanda tercinta.
Bulan kitab suci tahun ini mengajak kita untuk melihat kembali, sejauh mana kita mengenalkan tentang “kasih Allah “ kepada anak-anak kita, sejauh mana peran kita sebagai orang tua akan pengenalan tentang Allah ?

Ayah saya wafat tepat setahun yang lalu, saat usianya  82 tahun, tetapi semangat dan pengajarannya masih melekat di hati kami anak-anaknya.

 Anak-anak adalah sosok istimewa untuk kita semua, karena kepolosan dan sifat mereka yang berbeda .
Demikian dengan saya dan saudara-saudara saya, kami semua delapan bersaudara..bayangkan betapa ramainya di rumah saat itu. Tentu tak mudah mengajarkan tentang kasih Allah kepada setiap anak yang demikian banyaknya. Tetapi ayah saya mempunyai satu cara yang sampai saat ini sungguh saya kagumi dari beliau.

Ayah saya seorang pegawai swasta yang hanya libur pada hari minggu saat itu. Tidak seperti  zaman ini, libur kerja bisa dinikmati dua hari yakni sabtu dan minggu.
Dan kebiasaan beliau adalah setiap hari minggu kami selalu ada acara bersama.
Ke gereja, itu satu hal penting dari pengajaran beliau, karena tak ada alasan bagi kami anak-anaknya untuk tidak kegereja kalau tidak karena sakit. Menghadiri Ekaristi kudus adalah nomor satu, disiplin itu sudah ditanamkan sejak kami masih kecil-kecil. Beliau memang seorang yang taat beragama dan beriman kepada Yesus . Pada hari minggu kami diajak bersyukur dan berterimakasih atas penyertaan Tuhan dan atas segala pemberian-Nya kepada keluarga kami Karena kasih-Nya.

Dan setelah itu kami diajak berjalan-jalan….
Berjalan-jalan memang suatu hal yang biasa, tetapi ayah saya tidak membawa kami untuk berjalan-jalan ke mal, atau berbelanja ataupun berekreasi….Sungguh hal yang sangat bisa dihitung, kalaupun bersenang-senang beliau mentraktir kami makan mie pangsit di resotran tempat langganannya.

Kemana kami dibawa beliau pergi ? Pasti tak terbayangkan oleh pembaca sekalian.
Untuk saya, dan saudara- saudara sayapun kadang tak terpikirkan dan tak dapat ditebak, karena ayah saya tak pernah mengatakan kami akan menuju kemana. Kami di bawa beliau jalan-jalan ke panti jompo ,ke penjara,ke rumah sakit jiwa, mengunjungi teman beliau yang sakit,ke tempat- tempat ibadah seperti mesdjit, klenteng dan pure, ke susteran tempat tinggal para biarawati dank e taman bunga /ke kebun binatang.Ketempat itulah beliau membawa kami. Sungguh saat itu tak ada istimewanya bagi saya dan mungkin juga semua saudara saya. Kadang justru merasa takut ketika di bawa ke rumah sakit jiwa atau kepenjara, atau justru senang ketika ke kebun binatang dan taman bunga.

Semua itu baru saya sadari bahwa ayah saya saat itu telah memberikan pengenalan akan kasih Tuhan Allah kita.. Begitu banyak pengajaran tentang kasih itu yang melekat di hati ini, coba renungkan:
Ketika diajak beliau jalan-jalan ke panti jompo, disana kita dapat melihat kasih Allah yang sungguh besar kepada umat-Nya, memperlihatkan bahwa Allah tak pernah membiarkan kita sendirian ketika kita telah tua dan ditinggalkan, melalui panti Tuhan memelihara kita , mengasihi kita dengan memberi teman-teman yang senasib dengan kita dan kita tidak merasa kesepian.

Ketika berkunjung ke penjara, Allah menujukkan kasih-Nya kepada kita, Ia menginginkan kita untuk kembali kepada-Nya, menyadari semua kesalahan kita. Allah sungguh mengasihi umat-Nya, sekalipun Ia membenci dosa tetapi Ia tidak membenci si pendosa itu sendiri. Tuhan mengganjar semua kesalahan kita dengan hukuman karena kasih, karena Ia menginginkan kita menjadi baik.

Ketika ke rumah sakit jiwa, mengunjungi orang sakit , kita semua diajarkan akan kasih Allah, bahwa Allah memperhatikan kita,merawat kita melalui tangan-tangan hamba-Nya, tangan-tangan perawat dengan segala kesabaran dan penuh kasih,  dengan doa dan dengan cinta …kita disembuhkan dengan obat yang diberkati-Nya .

Dan ketika mengunjungi tempat ibadah, Allah ingin menunjukkan kasih-Nya pula , memperlihatkan betapa Allah sangat adil dengan semua pilihan yang telah kita buat, Ia tidak pernah memaksakan kehendak-Nya untuk mengikuti Dia, tetapi Ia selalu menolong semua orang yang percaya kepada-Nya.
Dalam kunjungan ketempat ini saya diajarkan untuk menghormati keyakinan orang lain yang tidak sama dengan kita, dan memperlihatkan betapa kaya keragaman kehidupan berkeyakinan dalam hidup ini.

Saat saya dibawa ke tempat tinggal susteran, disana ada pelajaran bahwa Allah mengasihi mereka yang menyerahkan hidupnya secara utuh untuk melayani Dia. Kehidupan yang asri dan mandiri tanpa takut kehilangan saudara dan tak punya keluarga , tak terlihat sama sekali dalam kehidupan berselibat, semua berkumpul menjadi satu saudara dan penuh kasih.

Ketika ke taman bunga atau kekebun binatang, kita mensyukuri akan kasih Allah, dimana Ia menciptakan keragaman aneka warna bunga dan bentuknya ,demikian juga dengan hewan-hewan…Allah maha pencipta dan semua hanya untuk kemuliaan-Nya..

Demikianlah kenangan dari beliau yang tak dapat saya lupakan. Jalan-jalan yang terlihat seperti biasa ternyata menanamkan banyak sekali tentang kasih Allah.
Mengenalkan tentang kasih Allah kepada anak-anak tidak melulu hanya dengan doa, tetapi kehidupan di dunia ini dapat juga mengenalkan tentang kasih Allah. Dengan demikian kita dapat mensyukuri kemuliaan Tuhan bagi kehidupan kita. Dan doa adalah cara kita untuk mensyukuri semua pemberian Tuhan kepada kita.

Semoga kitapun dapat menjadi orang tua yang dapat memberikan kenangan terbaik untuk anak-anak kita melalui apa yang kita perbuat kepada mereka. Dan saya sungguh bersyukur atas semua kenangan indah dari ayah tercinta. Semoga beliau memperoleh kehidupan yang bahagia disurga , bersama Bunda Maria, para Kudus Allah dan semua umat kesayangan-Nya. Amin

Tulisan ini kupersembahan untuk:  Ayah tercinta Linus Josef Djentamat
Semoga Tuhan memampukan kita untuk memberikan yang terbaik bagi anak-anak kita tercinta.

Komentar

  1. Balasan
    1. Yess Jeffry... Opa sekarang sudah berbahagia di Surga bersama Bapa. Amin.
      Mohon maaf baru balas, baru update lg :)

      Hapus
  2. Salam kenal Angela, apakah alm.beliau semasa muda pernah berjuang di Yogja selama revolusi fisik? Masa itu banyak pelajar pejuang tergabung di Korps Tentara Pelajar / TP.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Salam kenal.... saya kira sepertinya iyaa.. :) kurang begitu paham . Mungkin kakak saya yg lebih bisa memberikan penjelasan... Terimakasih sudah bergabung.. mohon maaf baru respon...

      Hapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Yesus menyapaku melalui Fiman-Nya...(Kisah yang ku alami)

Pengalamanku bersama Bunda Maria...(dalam berbagi rasa)